Senin, 05 Desember 2011

Siroh Nabawiyah


1.      Hikmah mempelajari Siroh Nabawiyah, antara lain:
·         Untuk memahami perjalanan dan perjuangan hidup para nabi, khususnya baginda Nabi SAW.
·         Mencontoh segala tingkah laku, kepribadian dan segala tindak tanduk para rosul, khususnya Rasulullah.
·         Untuk mengenal sejarah agama islam.
·         Untuk memahami agama para nabi, sehingga akan menimbulkan rasa cinta dan memiliki sehingga akan mengikutinya.
·         Mengetahui agama kaum musyrikin, sehingga menimbulkan rasa benci terhadap kaum musyrikin sehingga akan menjauhinya.

2.      Sumber-sumber dalam penulisan Siroh Nabawiyah adalah.
Ada 5 sumber-sumber penulisan Siroh Nabawiyah, antara lain:
a.       Bersumber dari Al-Qur’an.
Al-Quran merupakan sumber asasi yang paling Sahih tentang Sirah Nabi SAW. Penceritaan Sirah di dalamnya adalah secara ringkas dan tidak disertakan data-data terperinci.
Al-Quran memfokuskan kepada ‘Ibrah (Pengajaran dan Pedoman) yang boleh diambil dalam setiap peristiwa di dalam Sirah.
Antara contoh Sirah Nabi SAW di dalam Al-Quran ialah:
1. Cerita keadaan baginda yang yatim piatu (Ad-Dhuha 93: 6-7)
2. Akhlak mulia baginda (Al-Qalam 68: 4)
3. Kisah Perang Badar dan Uhud (Surah Al-Anfal dan At-Taubah) dan lain-lainnya.

b.      Bersumber dari Al-Hadits (As-Sunnah),
Hadis-hadis diriwayatkan secara bersambung kepada Rasulullah SAW dan para Sahabat RA oleh Imam-imam hadis yang diakui kejujuran dan ketsiqahan mereka.

Berikut adalah Kitab Hadis utama yang meriwayatkan Sirah Nabi SAW:
a)      Kitab Sunnan Sittah (6 Kitab Hadis): Sahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasaie, Sunan At-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah 
b)      Di samping itu,  juga termasuk  Al-Muwatto’ Imam Malik dan Musnad Imam Ahmad. 
Sebahagian besar kehidupan Nabi SAW, peristiwa yang berlaku, peperangan dan amalannya terkandung di dalam kitab-kitab ini.
Para Sahabat RA yang meriwayatkan hadis-hadis ini hidup, bergaul dan ditarbiyah secara langsung oleh Rasulullah SAW. Mereka generasi yang termulia dan melalui mereka, Allah SWT telah memenangkan Islam. Oleh itu, riwayat daripada mereka diterima tanpa ragu-ragu lagi. 

c.       Bersumber dari Syair-syair, prosa-prosa dan puisi, salah satunya ialah Ibnu Mutanabih.

d.      Bersumber dari Kitab-kitab siroh.
Asalnya Sirah Nabi SAW hanya berbentuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para Sahabat RA. Sesetengah Sahabat memberikan perhatian khusus pada setiap peristiwa yang berlaku dalam Sirah Nabi SAW dan perinciannya.
Kemudian, para Tabi’in menukilkan riwayat-riwayat ini dan mencatatnya dalam lembaran simpanan mereka, antaranya: Aban bin Uthman bin ‘Affan RA (32 - 105 H), Urwah bin Az-Zubair bin Al-’Awwam RA (23 - 93 H), Abdullah bin Abu Bakar Al-Ansori (meninggal 135 H),  Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri (50 - 124 H), dan ‘Asim bin Umar bin Qatadah Al-Ansoari (meninggal 135 H).

e.       Bersumber dari Kitab siroh dengan tema yang khusus.
Terdapat juga ulama’ yang menulis kitab siroh dengan topik-topik tertentu, diantaranya:
·         Dala’il An-Nubuwwah (tanda-tanda kenabian) oleh Al-Ashbahani.
·         As-Syama’il Al-Muhammadiyyah (Perwatakan Muhammad) oleh At-tirmidzi.
·         Zadul Ma’ad (Bekalan ke tempat kembali) oleh Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah.
·         Asy-Syifa’ (Kesembuhan) oleh Qodhi ‘Iyadh.
·         Al-Mawahib Al-Laduniyah (Bakat-bakat karuniaan Tuhan) oleh Al- Qostholani.

3.      Kejadian-kejadian yang mengiringi kelahiran Rasulullah.
Sebagai manusia pilihan Tuhan untuk menyiarkan agama-Nya di dunia ini. sejak masih dalam kandungan, beliau telah mwmbawa wibawa-wibawa dan perbawa yang tidak dimiliki oleh bayi-bayi pada umkumnya. Diantaranya beberapa keajaiban-keajaiban saat beliau masih di kandungan ibundanya, sampai dilahirkan ke dunia ini adalah sebagai berikut :
·         Terjadi peristiwa perang Gajah di makkah. Meskipun ada beberapa ahli yang berlainan pendapat. Sebagian besar mengatakan pada tahun gajah (tahun 570 M), ada pula yang mengatakan bahwa kelahiran itu terjadi lima belas tahun sebelum perang gajah. Selanjutnya ada pendapat lain yang mengatakan beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun sesudah Tahun Gajah. Ada yang menaksir sekitar tiga puluh tahun, ada pula yang menaksir hingga tujuh puluh tahun.
·        Pada umumnya, wanita yang mengandung akan selalu mengalami keadaan yang cepat lelah dan merasa was-was akan bayi yang sedang dikandungnya, apakah ia akan lahir dalam bentuk yang sempurna ataukah tidak dan sebagainya. Namun, keadaan ini tidak dialami oleh Aminah, ibunda Rasulullah SAW, sewaktu mengandung beliau dan ini termasuk salah satu keajaiban bawaan Rasulullah SAW.
·        Sudah lazim bagi setiap wanita, ketika dirinya maun melahirkan, ia akan merasa kesakitan dan sakit perut yang tiada taranya. Tetapi, keadaan seperti ini tidak dialami oleh Aminah sewaktu melahirkan Rasulullah SAW. Ia merasakan biasa-biasa saja, bahkan perasaannya lebih tentram. 
·         Padamnya api sesembahan kaum Majusi di Persia.
·         Rusaknya istana Kisra Unusyirwan.
·         Runtuhnya Gereja Romawi.
·         Langit indah di atas kota Makkah.
·         Kesaksian para pendeta Nasrani di Yatsrib yang melihat bintang terang yang tidak pernah terlihat sebelumnya.
·         Rasulullah terlahir dalam keadaan sudah terkhitan.
·         Kelahiran beliau menghalangi naik-turunnya syetan ke langit, yang pada sebelum kelahiran beliau syeitan terbiasa naik turun ke langit untuk mencuri dengar pembicaran malaikat.
·        Halimah as-Sa’diyyah (ibu susuan Rasulullah) sebelum menyusui beliau adalah seorang wanita yang telah kering air susunya. Namun, begitu beliau mau menyusui Rasulullah air susunya menjadi melimpah. Begitu juga dengan ternak peliharaanya. Sejak Rasulullah menjadi anak asuhnya, ternak peliharaanya menjadi berkembang biak dengan pesatnya.

4.      Ada beberapa aktivitas rasulullah sebelum beliau diangkat menjadi rasul, diantaranya:
1)      Ikut berdagang pamannya, Abu Tholib, ke negeri Syam ketika Muhammad baru berusia duabelas tahun.
2)      Di usia duabelas tahun ini pula lah rasulullah bekerja menggembala kambing milik keluarganya dan penduduk makkah.
3)      Pada usia duapuluh tahun Rasulullah ikut berperang dalam Perang Fijar.
4)      Ke Suria membawa dagangan Siti Khodijah pada usia keduapuluh lima tahun.
5)      Berkholwat di gua Hiro’.
6)      Membangun Ka’bah kembali ka’bah yang rusak, ketika beliau berusia tiga puluh lima tahun.

5.      Hikmah-hikmah peristiwa berikut:
a.       Dilahirkan dalam kondisi yatim.
·         Hikmah bagi Rasulullah, agar beliau terbiasa hidup mandiri dan tidak senantiasa bergantung pada orang lain serta mempunyai jiwa yang tegar.
·         Hikmah bagi umat, agar umat beliau kelak tidak mengeluh untuk bisa berbuat kebajikan, dikarena alasan mereka dilahirkan dalam keadaan tak berayah atau yatim sedangkan Rasulullah dulu masih mempunyai ayah sehingga bisa berbuat kebajikan.

b.      Tertidur ketika melihat hiburan jahiliyah.
·         Agar terlindung dari dosa, karena Rosulullah adalah orang yang terma’shum (terjaga dari dosa).
·         Agar tidak terpengaruh oleh budaya orang-orang Jahiliyah.

c.       Bekerja di usia dini.
·         Untuk melatih diri sebagai pribadi yang mandiri.
·         Untuk latihan memenej diri sendiri dan orang lain (yang dalam hal ini adalah kambing, karena rasulullah bekerja sebagai penggembala kambing, yang mana ini akan berguna sekali saat rasulullah telah diangkat menjadi rasul)

Jumat, 02 Desember 2011

Tata Cara Bilal dalam Sholat Jum'at dan Bacaan-bacannya



1.      Bilal berdiri menghadap kiblat sambil membaca doa sebelum adzan.
Doanya :
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللهُ يَا كَرِيْمُ.


2.      Mengumandangkan adzan jum’at yang pertama.
Lafadh adzan:
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ, أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ, حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ, حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ
لآ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
Untuk adzan shubuh setelah  حَيَّ عَلَى الْفَلاَح  ditambah lafal :
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ, اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ


3.      Melakukan sholat Qobliyah Jum’at sebanyak 2 roka’at.
4.      Bilal berdiri menghadap para jama’ah sambil membawa tongkat dan mengucapkan:
يَا مَعَاشِرَ اْلـمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ اْلـمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ, رُوِيَ عَنْ أَبِى هُـرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّه قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ, أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ, أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ أَنْصِتُوْا وَاسْمَعُوْا وَأَطِيْعُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

5.      Imam naik ke mimbar, bilal memberikan tongkat dan membaca sholawat.
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.

6.      Kemudian bilal mengahadap kepada para jama’ah lagi dan membaca do’a:
Doanya:

اَللّهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمِ, مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ, وَيَسِّرْ هُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْن,. وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ, وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.


7.      Lalu khotib mengucapkan salam dan duduk, kemudian bilal mengumandangkan adzan jum’at yang kedua.
8.      Diantara khotbah pertama dan kedua, ketika khotib sedang duduk bilal membaca sholawat lagi.
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ.

9.      Setelah khotib selesai membacakan khotbah, kemudian bilal mengumandangkan iqomah.